Senin, 24 Januari 2011

Pintar tapi Bodoh

Bismillahirrohmaanirohiim...

Asy-syhadlu alla ilaha illallah Wa Asy-syadlu anna Muhammadarrosulullah..

Imam Syafe'i pernah berpesan kepada murid-muridnya agar setiap orang berilmu dulu sebelum beramal. Sebab melakukan suatu perbuatan tanfa dilandasi ilmu, selain berpeluang terjadinya pelanggaran syari'at juga dapat menimbulkan kemudlorotan yang berakibat fatal.
Sebuah hadits Baginda tentang Tayammum dapat menjadi contoh betapa berbahayanya berbuat dan berfatwa tanfa dilandasi ilmu yang benar. Dalam hadits itu salah seorang sahabat Nabi yang bernama Jabir Radliyyallahu 'anhu mengisahkan;

''Kami sedang dalam berpergian lalu seorang dari kami terkena batu sehingga melukai kepalanya. Kemudian ia bermimfi [mengeluarkan air mani] lalu bertanya kepada teman-temannya,'Apakah menurut kamu aku mendafat Rukhshah/dispensasi untuk bertayammum? Mereka menjawab,'menurut kami, kamu tidak mendafat rukhshah tersebut kerana kamu masih mamfu menggunakan air. Maka mandilah ia lalu meninggal dunia. Tat kala kami datang kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wassallam,hal tersebut kami khabarkan kepadanya. Maka beliau bersabda;''Mereka telah membunuhnya, semoga Allah mengutuk mereka. Mengapa mereka tidak bertanya padahal mereka tidak mengerti? Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya. Sesungguhnya cukup baginya (orang yang sedang sakit itu) bertayammum.'' [Riwayat Abu Dawwud ad-Daraquthi]

Kita mendafati pelajaran dari hadits tersebut, bahawa sikap sok tahu (tidak tahu tafi berlagak tahu) berakibat fatal, yaqni hlangnya nyawa seorang manusia. Tapi ketahuilah, ada fenomena kebodohan yang lebih fatal akibatnya dari kasus tersebut, yaqni al-kufr (kekafiran).
Kata al-kufr mempunyai bentuk kata kerja kafara yang bererti menutupi-serupa dengan kata cover. Orang yang kafir sebenarnya tahu bahawa Islam adalah ajaran yang benar, tapi kerana mereka menutupi hatinya dari kebenaran itu, maka mereka lebih memilah ajaran yang salah. Orang yang memilah berlaku seperti itu Allah katakan sebagai orang-orang bodoh, sebagaimana firmanNya;

''Apabila dikatakan kepada mereka,''berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.''Mereka menjawab,''Akan berimankah kami sebagaimana oranng-orang yang bodoh itu telah beriman? ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh tetapi mereka tidak tahu''. (Al-Baqorroh;13)

Dimasa lalu, manusia paradoks seperti itu diwakili oleh sosok Abu Jahl (bapak kebodohan). Sebelum Muhammad Shollalllahu 'alayi Wa Sallammendafat amannah sebagai rasulullah, orang yang memiliki nama asli 'Amr bin Hisyam ini dikenal sebagai tokoh masyarakat Makkah yang berilmu tinggi, khususnya dibidang hukum. Itu sebabnya 'Amr bin Hisyam mendafat gelar Abu Hakam (Bapak Hukum dan Bapak Kebijaksanaan).
Namun, ketika ajaran Islam sampai kepdanya,'Amr menjadi salah seorang tokoh utama yang menolak kebenaran Al-Islam. dia lebih memilih memprtahankan sesuatu yang buruk yaqni kesyirikan, dan menolak sesuatu yang baik yaqni ajaran Tauhid yang dikandung dalam islam. ia lebih suka masuk Neraka daripada masuk Syurga. Itulah Kebodohannya.

Sayangnya tidak cuma 'Amr bin Hisyam yang terjangkiti penyakit ''Pintar Tapi Bodoh'' itu. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai orang-orang yang jua jerjangkiti penyakit paradoksal tersebut. Sehingga, meskipun 'Amr bin Hisyam sudah lama mati, tapi masih ada jutaan ''Abu Jahl'' lainnya yang berkeliaran bebasdimuka bumi Allah. Dan repotnya lagi, para ''Abu Jahl'' masa kini itu sebahagian beragama Islam. Gelarnya mungkin Kiyai' haji, tetapi lisannya seperti Dajjal. Bagaimana caranya agar kita tidak tertipu Abu Jahl modern berlisan Dajjal itu?
Berantas kebodohan. Bacalah Al-Qur'an dan Al-Hadits, lalu bukalah hati kita untuk menerima hidayah Allah. Wallahu a'lamu bish-showab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar