Selasa, 14 Juni 2011

InsyaAllah Berbagi Harta dengan Keluarga Mertua

InsyaAllah Berbagi Harta dengan Keluarga Mertua


Bismillaahirrahmaaniraahiiiim....

Suatu fikiran menguasai diri....... hmm,,, bila tuntutan. Membantu perekonomian keluarga sentiasa mengikat....
Siapapun ta dafat menghapus jejak bahawa sebelum menikah dan membina kehidupan RumahTangga. Setiap manusia lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga, seorang lelaki atau perempuan dibina untuk menanggung beban tanggungjawab hidup dalam keluarga. mengingat ini tentu kita ta dapat melupakan peran orangtua dalam merawat, mendidik baik diri ini. Disebalik peran tersebut, sudahtentu banyak pengorbanan yang dilakukan oleh orangtua dan keluarga hingga kita dapat menjelma menjadi sosok seperti sekarang ini.
Pemgorbanan yang dilakukan oleh orangtua tentu tidak ada yang berpamrih. Namun tentunya kita semua sedar bahawa orangtua kita semakin hari kondisi fisiknya semakin berkurang, bahkan memasuki kondisi renta. bila bukan kita yangmenanggung atau meringankan beban tersebut, lalu siapa lagi?
InsyaAllah pemahaman seperti ini harus benar-benar dimiliki siapapun yang akan menikah, bahawa apapun yang terjadi hari ini, ta dapat terlepas dari pengorbanan orangtua. Komitmen untuk saling menerima apa adanya begitu penting untuk ditumbuhkan sedariawal pernikahan diniatkan.
Ada beberapa pasangan yang munkin terlahir dari keluarga berkecukupan, sehingga ta ada himbauan untuk meringankan beban ekonomi keluarga setelah menikah. Namun ta jarang pasangan justeru lahir dari keluarga yang kurang berada, sehingga dia yang kita pilih untuk mendampingi hidup, masih harus berbagi penghasilan untukmenghidupi keluarga.
Terfikir....menyikapi keadaan perekonomian keluaga ketika itu, kesiapan kita diuji untuk menerimanya apaadanya. dikala kondisi keuangan masih ''aman-aman saja'', munkin ita masih tersenyum lepas padanya saat berbagi.namun dikala keuangan tengah sulit, masihkah kita melapangkan dada untuk tidak menyesali pilihan yang jatuh padanya?
Kita tentu sedar sejakawal, pernikahan tidak hanya dengan orang yang kini ada disisi kita. Namun, juga keluarga dan segenap kondisi yang terjadi dalam keluarganya.


Saat IJAB QABUL terucap, detik itupula beban yang menggelayuti pasangan dan keluarganya adalah beban yang mahu tidak mahu harus kita tanggung.


Apakah Menikah bererti menambah beban hidup? Tentu tidak!, sebab Rasulullah Shallallahu 'alayhi Wassallaam berpesan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abi Ad-Dunya. ''Bahawa amal kebajikan yang dicintai Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah: membahagiakan sesama Muslim dengan menghilangkan kesusahan hidupnya, membayar hutangnya, dan menjauhkan dari kelaparan''. so.. kewaiban untuk menghilangkan nestapa dari kehidupan muslim yang lain adalah kewajiban mendasar setiap Muslim.


Khusus Mereka yang telah mengikatkan diri dalam aqad pernikahan,...
Rasulullah Shallallhu'alayhi Wassallam bersabda:''Al Aqrabun Aula bil Ma'ruif''=kerabat lebih utama untuk diberi bantua. Memberi kepada kerabat yang terdekat termasuk keluarga suami atau keluarga isteri adalah lebih utama.
Secara mikro, ini dima'sudkan menjadikan keluarga sebagai pilar utama pendukung da'wah dan sebagai penopang utama kegiatan kita dijalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Secara makro, seandainya semua muslim berbagi dan memperhatikan keluarganya terlebih dahulu dengan segenap kemampuan yang dimiliki. akan semakin sedikit faqir miskin yang membutuhkan bantuan. sebab mereka telah lebih dahulu terlindungi oleh keluarga. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman, ''Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haqnya, kepada orang miskin, dan janganlah kamu menghamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu saudaranya syaithan dan syaithan itu amat inkar kepada Tuhan-Nya.'' Al-Israa' 26-27

Lalu bagaimana jika keuangan yang kita miliki pun ta mencukupi kebutuhan?
disinilah pentingnya membicarakan hal yang sensitif ini dengan pasangan. Bicarakan dengan lapangdada untuk membuat perencanaan anggaran kebutuhan keluarga. Meski telah berumahtangga bertahun-tahun bukan ta munkin cara pandang tentang kebutuhan masih sangat berbeza.
Boleh jadi, sesuatu yang dianggap ta terlalu penting bagi kita adalah sesuatu yang ta dapat ditawar lagi keberadaannya. misal,...diIndonesia ada yang namanya ''Angkot''(angkutan umum) bagi isteri, naik angkutan umum ke berbagai tujuan bukan masalah. Namun, dari sudut pandang sang swami, keberadaan sepeda motor adalah hal yang mutlak diperlukan kerana lebih efisien dalam waktu dan lebih irit pengelluaran kerana bahan bakar lebih murah dibandingkan dengan terus menerus membayar angkot.
hmmm...memperhitungkan segala efisiensi dalam segala hal, faktor keamanan dan kenyamanan, serta besar mana pengeluaran yang harus disiapkan untuk membayar cicilan motor berikut pemeliharaan setiap bulan dengan ongkos membayar angkot, tentu perlu pembicaraan yang serius dan lapangdada.
Marilah bersama memperhitungkan setiap hal dengan ditail, sehingga terlihat mana kebutuhan yang benar-benar harus dipenuhi dengan kebutuhan yang masih dapat dikompensasikan dengan yang lebih murah atau malah ditiadakan sama sekali. Bersama membicarakan alokasi keuangan keluarga begitu sangat penting. disamping akan mencapai kesefahaman akan kebutuhan keluarga, sikap untuk saling menghargai akan sesuatu yang dianggap penting sesama pasanganpun insyaAllah akan semakin terbangun.
Hal yang ta kalah penting dalam membuat alokasi anggaran ini adalah kesedaran untuk menyisihkan sebahagian dari pendapatan untuk berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Ta perlu merasa malu bila kita hanya dapat berbagi sedikit, sesuai dengan kemampuan yang kita milki. Kerana Rasulullah Shallallahu'alayhi Wassallam mengingatkan untuk selalu berbagi pada saat lapang mahupun sempit.  Bukan hanya saat kita memiliki kelebihan harta saja. Dan yaqinlah Bahawa Allah Subhanahu Wa Ta 'ala tidak akan memiskinkan hambaNya kerana menolong oranglain. Resapilah pesan RasulNya; ''Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan sawdaranya, Maka Allah akan memenuhi kebutuhannya, barangsiapa yang mengeluarkan seorang muslim dari kesusahan (didunya) maka Allah akan mengeluarkannya dari kesusahan hari qiyyamat dan barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari qiyyamat.'' Riwayat Bukhari, Muslim, dan Abu Dawwud

Satu hal lagi, Allah Subhanahu Wa Ta'ala Maha Kaya menjamin bahawa orang-orang yang menikah kerana-Nya pasti akan menjadi kaya, ''Jika mereka miskin, Allah Subhanahu Wa Ta'ala akan memampukan mereka dengan kurnia-nya. Dan Allah Maha Luas (PemberianNya) lagi Maha Mengetahui.'' An Nur 32

So,. ta perlu merasa kehilahan ketika harus memberi pada  keluarga dan orang-orang yang membutuhkan lainnya. Kerana kita adalah orang-orang kaya dan akan selalu dijamin kekayaannya oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.......
Subnanallaah...walhamdulillaah walaa ilahaillallaah allaahuakbar...................

Selasa, 08 Februari 2011

Rahasia dibalik Kata الحياء (Malu) dalam Bahasa Arab

Pembaca mulia, kata “malu” dalam bahasa Arab adalah الحياء /al-hayaa`/. Kata ini, merupakan derivat dari kata الحياة /al-hayaah/, yang artinya adalah “kehidupan”. Selain الحياء, contoh derivat lain kata الحياة adalah حيا /hayaa/, yang artinya hujan”. Apa kaitan antara hujan dan kehidupan? Kaitannya adalah bahwa hujan merupakan sumber kehidupan bagi bumi, tanaman, dan hewan ternak.
Dalam bahasa Arab, al-hayaah “kehidupan” mencakup kehidupan dunia dan akhirat.
Lalu, kembali ke pokok bahasan utama, apa kaitan al-hayaa` “malu” dengan al-hayaah “kehidupan”?
Jawabannya adalah karena orang yang tidak memiliki rasa malu, ia seperti mayat di dunia ini, dan ia benar-benar akan celaka di akhirat.
Orang yang tidak memiliki rasa malu, tidak merasa risih ketika bermaksiat.
Ketika ia mempertontonkan lekuk-lekuk tubuhnya dan memamerkan auratnya, ia tidak merasa bahwa itu adalah perbuatan yang menjijikkan….
Ketika ia berdua-duaan dengan lawan jenis yang bukan mahramnya di tengah keramaian, ia tidak peduli dengan tatapan heran manusia…
Ketika ia melanggar setiap larangan Allah, ia anggap sebagai rutinitas, seolah-olah dia tidak merasa bahwa dirinya hina…
Benar, ia seperti mayat. Ya! apapun yang terjadi di sekitar mayat, tiada kan dapat mendatangkan manfaat baginya…
Maka, benarlah perkataan Ibnul Qayyim

ومن عقوباتها ذهاب الحياء الذي هو مادة الحياة للقلب وهو أصل كل خير وذهاب كل خير بأجمعه

Di antara dampak maksiat adalah menghilangkan MALU yang merupakan SUMBER KEHIDUPAN hati dan inti dari segala kebaikan. Hilangnya rasa malu, berarti hilangnya seluruh kebaikan.
(الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي, hal. 45)
Ini sebagaimana sabda Nabi

الحياء خير كله

/Al-hayaa` khairun kulluhu/
“Rasa malu seluruhnya adalah kebaikan”
(Shahih Muslim: 87)
Oleh karena itu, seseorang yang bermaksiat dan terus menerus melakukannya, dikatakan sebagai orang yang tidak tahu malu. Nabi bersabda

إن مما أدرك الناس من كلام النبوة الاولى اذا لم تستح فاصنع ماشئت

“Sesungguhnya termasuk yang pertama diketahui manusia dari ucapan kenabian adalah jika kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu!”
(Shahih Bukhari: 5769)
Dalam menjelaskan maksud hadits di atas, Ibnul Qayyim berkata,

والمقصود ان الذنوب تضعف الحياء من العبد حتى ربما انسلخ منه بالكلية حتى ربما انه لايتأثر بعلم الناس بسوء حاله ولا باطلاعهم عليه بل كثير منهم يخبر عن حاله وقبح ما يفعله والحامل على ذلك انسلاخه من الحياء وإذا وصل العبد الى هذه الحالة لم يبق في صلاحه مطمع

Maksudnya, dosa-dosa akan melemahkan rasa malu seorang hamba, bahkan bisa menghilangkannya secara keseluruhan. Akibatnya, pelakunya tidak lagi terpengaruh atau merasa risih saat banyak orang mengetahui kondisi dan perilakunya yang buruk. Lebih parah lagi, banyak di antara mereka yang menceritakan keburukannya. Semua ini disebabkan hilangnya rasa malu. Jika seseorang sudah sampai pada kondisi tersebut, tidak dapat diharapkan lagi kebaikannya.(الجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي, hal. 45)
Akhirnya, saya akhiri risalah ini dengan mengutip lagi perkataan Ibnul Qayyim

ومن استحي من الله عند معصيته استحى الله من عقوبته يوم يلقاه ومن لم يستح من الله تعالى من معصيته لم يستح الله من عقوبته

Barangsiapa malu terhadap Allah saat mendurhakaiNya, niscaya Allah akan malu menghukumnya pada hari pertemuan dengan-Nya.
Demikian pula, barangsiapa tidak malu mendurhakaiNya, niscaya Dia tidak malu untuk menghukumnya.
Referensi:
Kitabالجواب الكافي لمن سأل عن الدواء الشافي yang juga dikenal dengan nama الداء والدواء, karya محمد بن أبي بكر أيوب الزرعي أبو عبد الله (yang dikenal dengan nama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah). Penerbit: دار الكتب العلمية – بيروت (via software المكتبة الشاملة).
Senin, 4 januari 2010
Seusai Shalat Shubuh di Masjid Al-Ashri
Abu Muhammad Al-‘Ashri
http://alashree.wordpress.com/2010/01/04/rahasia-malu-arab/
===============================
Lihat Pula Artikel Rahasia Bahasa Arab yang Lain:

Jumat, 04 Februari 2011

Campur Tangan AS Di Mesir Kian Terserlah

Campur Tangan AS Di Mesir Kian Terserlah

DOA BERSAMA SETELAH SHALAT

DOA BERSAMA SETELAH SHALAT

Oleh Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan
Minggu, 06 Mei 2007 - 00:04:28
Hit: 14949


Tanya: Saya menyaksikan sebagian orang-orang yang shalat berjamaah seusai mereka shalat, mereka berdoa dengan bersama-sama, setiap kali mereka selesai shalat, apa hal ini dibolehkan? Berilah kami fatwa semoga Anda mendapat balasan di sisi-Nya.

Jawab: Berdoa setelah shalat, tidak mengapa. Akan tetapi setiap orang berdoa sendiri-sendiri. Berdoa untuk dirinya dan saudaranya sesama ummat Islam. Berdoa untuk kebaikan agama dan dunianya, sendiri-sendiri bukan bersama-sama.
Adapun berdoa bersama-sama setelah shalat, ini adalah bid’ah. Karena tidak ada keterangannya dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tidak dari shahabatnya dan tidak dari kurun-kurun yang utama bahwa dahulu mereka berdoa secara bersama-sama, dimana sang imam mengangkat kedua tangannya, kemudian para makmum mengangkat tangan-tangan mereka, sang imam berdoa dan para makmum juga berdoa bersama-sama dengan imam. Ini termasuk perkara bid’ah.
Adapun setiap orang berdoa tanpa mengeraskan suara atau membuat kebisingan hal ini tidaklah mengapa, apakah sesudah shalat wajib atau sunnah.

Sumber :
Majmu' Fatawa Asy-Syaikh Shalih Al Fauzan (2/680)
http://www.ahlussunnah-jakarta.com/artikel_detil.php?id=27

Diperbolehkan mengkopi artikel dengan menyertakan sumbernya.

Jumat, 28 Januari 2011

Surat Untuk Calon Isteriku..


Assalamualaykum..

Memakai Jam Tangan di Tangan Kanan atau Kiri? (Fatwa Syaikh Al-Utsaimin)


Pertanyaan:
“Ada hadits dari Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam yang menganjurkan untuk mendahulukan kanan dalam hal kebaikan, seperti masuk masjid, memakai sandal. Tetapi bagaimanakah jika yang kita pakai itu sesuatu yang tidak berpasangan seperti jam tangan?Manakah yang lebih utama, antara kanan dan kiri untuk jam tangan?”

Jawaban:
Ketika jam tangan muncul pertama kali dikenal, orang-orang memakainya di tangan sebelah kiri dengan maksud agar tidak ada sesuatu pun di tangan kanan yang akan mengganggu geraknya. Pada umumnya, gerakan tangan kanan lebih banyak daripada tangan kiri, sehingga orang-orang pun memakaianya di tangan kirinya supaya lebih leluasa untuk bergerak. Selain itu, kerana tangan kanan sering digunakan untuk beraktivitas sehingga dikhawatirkan jam tangan bisa rusak jika dikenakan di tangan kanan, misalnya terbentur sesuatu. Sehingga orang-orang lebih suka mengenakan jam tangannya di tangan sebelah kiri. Ada sebagian orang yang menyangka bahawa yang terbaik dan lebih utama mengenakan jam tangan di tangan sebelah kanan, mengingat terdapat dalil yang menunjukkan anjuran mengutamakan tangan kanan. Akan tetapi sangkaan ini tidaklah benar kerana terdapat hadits yang menunjukkan bahawa Nabi memasang cincinnya di jari tangan kanan. Dan terkadang beliau memasang cincinnya di jari tangan kiri. Boleh jadi mengenakan cincin dengan jari tangan kiri itu lebih utama agar tangan kanan bisa dengan mudah melepas cincin jika diperlukan.

Kembali pada masalah jam tangan, kita bisa menyamakannya dengan cincin. Sehingga tidak ada kelebihan tangan kanan ataupun tangan kiri dalam mengenakan jam tangan. Ada kelonggaran dalam masalah ini. Kita boleh mengenakan jam tangan di tangan kanan, dan boleh juga di tangan kiri. (lihat Fatwa Syaikh Ibn Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin Cetakan Dar wathan Juz 7 hal 18.

Kamis, 27 Januari 2011

Memakai Jam Tangan di Kanan (Fatwa Syaikh Al-Albani)


Oleh
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Pertanyaan
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : Kami melihat sebagian orang memakai jam tangan di tangan kanan, dan mereka berkata bahwa yang demikian itu sunnah, ada dalilnya ?

Jawaban
Kami berpegang teguh dalam masalah ini dengan kaidah umum yang terdapat dalam hadits Aisyah di dalam Ash-Shahih, ia berkata.

“Artinya : Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa sallam menyukai menggunakan (mendahulukan) kanan damam segala sesuatu, yaitu ketika bersisir, bersuci, dan dalam setiap urusan”Dan kami tambahkan dalam hal ini, hadits lain yang diriwayatkan dalam Ash-Shahih, bahawa beliau Shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda.

“Artinya : Sesungguhnya Yahudi tidak mencelup (menyemir) rambut-rambut mereka, karena itu berbedalah dengan mereka, dengan cara menyermir rambut kalian”.

Juga hadits yang lain yang di dalamnya terdapat perintah untuk berbeda dengan musyrikin.

Maka dari hadits-hadits tersebut dapat kami simpulkan bahawa disunnahkan bagi seorang muslim untuk bersemangat dalam membedakan diri dengan orang-orang kafir.

Dan sepatutnyalah untuk kita ingat bahawa membedakan diri dari orang kafir, mengandung arti bahawa kita dilarang mengikuti adat kebiasaan mereka. Maka tidak boleh bagi seorang muslim untuk menyerupai orang kafir, dan sudah selayaknya bagi kita untuk selalu tampil beda dengan orang-orang kafir.

Di antara adat kebiasaan orang kafir adalah memakai jam tangan di tangan kiri, padahal kita mendapatkan pintu yang teramat luas di dalam syari’at untuk menyelisihi adat ini. Walhasil mengenakan jam tangan di tangan kanan merupakan pelaksanaan kaidah umum, yaitu (mendahulukan) yang kanan [1], dan juga kaidah umum yang lain yaitu membedakan diri dengan orang-orang kafir.

[Disalin dari buku Majmu’ah Fatawa Al-Madina Al-Munawarah, Edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Albani, Penulis Muhammad Nashiruddin Al-Albani Hafidzzhullah, Penerjemah Adni Kurniawan, Penerbit Pustaka At-Tauhid]
_________
Foote Note
[1]. Yaitu di dalam hal-hal yang baik dan mulia, sebagai pemuliaan anggota tubuh bagian kanan.

Syeikh Aidh Abdullah Al-Qarni: Takutlah pada Allah Wahai Rakyat Irak....

Syaikh Aidh Abdullah Al-Qarni, namanya sudah lekat di hati penikmat buku Islam di tanah air. Ia adalah penulis buku best seller "Laa Tahzan." Selain dikenal aktif menulis buku-buku yang mendapat sambutan luas di berbagai negara dunia, Al-Qarni juga tokoh yang dikenal memiliki pandangan moderat. Ia mengikuti perkembangan dunia Islam dalam berbagai dinamikanya. Beberapa waktu lalu, wartawan majalah Al-Mujtama’ terbitan Kuwait, mewawancarainya tentang banyak masalah termasuk masalah krisis di Irak dan Palestina. Berikut petikannya:
Ada issu bahwa belakangan Anda menghindar dari medan dakwah. Sebenarnya apa yang terjadi?

Saya memerlukan beberapa waktu untuk menata kembali bahan-bahan saya dan menenangkan diri sejenak dengan kembali ke perpustakaan saya. Sebenarnya, saya tidak meninggalkan dakwah karena dakwah merupakan kewajiban syariat yang tidak boleh ditinggalkan oleh seorang Muslim. Dan dakwah juga termasuk dari ibadah. Duduk di rumah tidak berarti meninggalkan atau menjauhi dakwah karena seseorang bisa melakukan dakwah melalui penulisan buku, komunikasi, atau dengan pergi ke masjid. Media massa mungkin salah paham dengan ungkapan saya. Kemudian muncul anggapan bahwa saya mengisolir diri dari dakwah. Barangkali bisa dikatakan bahwa fase ini merupakan fase istirahat bagi saya untuk tidak tampil ke permukaan. Alhamdulillah, setelah beberapa bulan kini saya sudah kembali beraktifitas sebagaimana sebelumnya, mengisi ceramah, seminar dan lainnya.
Apa pendapat Anda tentang kelompok sekuler dan ekstrim yang memainkan peran besar dalam upaya mengisolir Anda?

Di masyarakat kita ini terdapat kelompok orang yang jauh dari sikap moderat. Kelompok yang memberatkan agama sebagaimana jenis kelompok Al-Khawarij. Ini yang dialami sejumlah da’i dan penuntut ilmu lalu mereka dituduh sebagai sebab kemunculan teroris. Mereka kemudian berhadapan dengan kelompok lainnya yang mengkafirkan serta menganggap kami sebagai ulama penguasa. Mereka tidak mau berdialog dan diluruskan. Tentu saja arus moderat ini tidak disukai oleh kedua kelompok itu. Kemudian muncullah cacian, makian, cercaan yang menyakitkan orang lain betapapun kedudukan orang tersebut.
Bagaimana Anda memandang umat Islam saat ini?

Kondisi umat Islam sekarang dalam kondisi lemah baik dalam aspek politik, ilmu pengetahuan, ekonomi maupun militer. Ini realitas yang sudah diketahui. Jika kita mengakui kerancuan dan kelemahan, kita akan bisa memperoleh jalan keluar dan obatnya. Saya bukan tipe orang yang menyerah dengan keadaan lalu menutup harapan. Kami katakan kepada mereka: Tidak, masih ada harapan insya Allah dan masa depan tetap milik kaum Muslimin sebagaimana Allah swt firmankan kepada kita. Akan tetapi kapan kita bisa tulus bersama Allah? Kapan kita membina diri kita untuk tetap berada dalam kebenaran?
Umat Islam hari ini membutuhkan persatuan Islam untuk menghimpun seluruh negara dari Timur dan Barat. Kita juga menghendaki jerih payah para da’i dan ulama untuk mengajarkan agama yang benar pada masyarakat sehingga mereka mengerti tanpa ada kecenderungan ekstrim. Kita juga membutuhkan diterapkannya hukum Allah dari pihak penguasa. Umar bin Khattab memperoleh kemenangan di atas umat yang lain karena bertahkim kepada syariat Allah swt.
Kondisi kita hari ini lebih baik dari sepuluh tahun lalu. Sekarang ada fenomena masyarakat kembali kepada agama juga dengan adanya ulama besar seperti Yusuf Qardhawi. Sekarang kondisinya sudah berubah dari nasionalisme Arab pada forum-forum penyadaran dan para ulama kini sudah banyak didukung berbagai sarana dan prasarana informasi seperti internet dan pemancar televisi. Ini semua membuat kita optimis memandang masa depan. Kita hanya memerlukan beberapa waktu saja agar umat ini berjaya kembali seperti para pendahulunya.
ini?Sekarang Irak tengah dicabik-cabik oleh perang saudara yang berbasis sekte, apa pandangan Anda tentang hal

Bangsa Irak adalah bangsa mulia. Irak adalah sumber peradaban masa lalu dan wilayah berdirinya khilafah Abbasiyah serta rahim kelahiran para ulama besar. Maka kami katakan kepada rakyat Irak: Wahai para ahli berpikir dan ahli ilmu. Bersatulah di bawah kalimat Laa ilaaha illallah Muhammadur Rasulullah. Wahai rakyat Irak, Sunni maupun Syiah. Takutlah kepada Allah swt dalam hal pertumpahan darah, dalam pembunuhan. Saya mengkhawatirkan kondisi Irak saat ini karena mereka kini seperti berada di tepi jurang yang dalam akibat perang saudara. Jika itu terjadi akan muncul musibah besar dan penjajah AS di Irak akan terlupakan. Saya katakan kepada rakyat Irak: Takutlah kepada Allah wahai rakyat Irak. Kami berdoa kepada Allah agar menghindarkan Irak dari perang saudara dan perpecahan.
Bagaimana Anda memandang kemenangan Hamas di Palestina yang kini menghadapi tantangan berat dari berbagai penjuru dunia? Apa kewajiban umat Islam terhadap masalah ini?

Saya bergembira Hamas memimpin Palestina. Saya bersyukur karena mereka adalah para da’i, para pemikir, yang mengerti, tangan dan hati mereka bersih. Mereka juga mendapat kepercayaan rakyat Palestina. Langkah-langkah yang dilakukan Hamas adalah langkah-langkah yang telah dikaji dan muncul dari pemahaman yang dalam dari kader-kader, mereka para politisi dan pemikir. Jika pemahaman ini sudah didapat selebihnya adalah kesuksesan insya Allah. Kita lihat sampai saat ini seluruh sepakterjang Hamas selalu muncul dari syuro organisasi mereka. Karena itulah nyaris tak ada kekisruhan dan kekacauan sehingga memunculkan ketakutan musuh-musuh Islam. Musuh Islam mengira kondisi Hamas akan tidak menentu karena mereka berpendapat para pakar dan penuntut ilmu tidak becus menjalani kepemimpinan. Tapi kenyatannya justru berbalik. Mereka justru semakin mendapat kepercayaan dari rakyat Palestina.
Kaum Muslimin, jika mereka benar ingin membantu Palestina hendaknya ia mengganti kerugian rakyat Palestina dengan harta dan mendukung dengan uang karena ini adalah pilihan rakyat Palestina.
Saudara-saudara kami di Hamas tidak perlu nasihat karena mereka telah hidup secara langsung dan mengetahui kondisi mereka. Sebagian ulama beberapa waktu lalu meminta Hamas untuk lebih fleksibel, lebih memahami politik negara, cerdas dan diplomatis.
Pandangan Anda tentang demokratsi di negara-negara Arab?
Demokrasi di negara Arab adalah demokrasi palsu dan rekayasa, bukan sebenarnya. Benar-benar penguasa yang memakai baju demokrasi agar bisa beralasan di hadapan dunia dan menyesuaikan diri di hadapan Barat yang terus menerus menekan penguasa Arab untuk menerapkan demokrasi. Jadi kami melihat, di satu sisi mereka berambisi pada kekuaaan, dan disisi lain mereka mencari simpatik rakyat. Demokrasi mereka gunakan seperti obat tetapi tidak menyembuhkan penyakit, melainkan berada di tengah-tengah. Tapi saya katakan dengan tegas, bahwa demokrasi di negara Arab yang paling bersih adalah demokrasi yang terjadi di Palestina pada waktu lalu hingga memenangkan Hamas.
Jadi, apa bedanya demokrasi Barat dengan demokrasi yang diajarkan Islam?

Kita dalam Islam mempunyai sistem syuro. Dalam sumber-sumber syariat Islam tidak kita dapati batasan format pemerintahan apakah itu kerajaan, khilafah, republik atau federal. Kita juga harus berinteraksi dengan sistem demokrasi yang kini menjadi anutan masyarakat zaman ini. Karena itulah juga tidak mengatakan halal atau haram. Tidak ada pengharaman demokrasi dalam Islam.
Apa poin-poin kebangkitan umat Islam menurut Anda yang harus difokuskan saat ini?

Dalam Islam kita diajak untuk memperhatikan masalah ilmu. Tapi masalah kita adalah, umat Islam bukan umat pembaca. Dari sanalah muncul kerancuan di berbagai bidang. Perbedaan antara kita dan Barat dalam inovasi adalah dalam hal buku. Ilmu harus didukung dengan kecintaan membaca, pengkajian di berbagai forum sehingga kita percaya dengan ilmu yang kita miliki, serta yakin dengan kemampuan dan spesialisasi kita. Demikian pula, kita harus mengambil pelajaran dari orang lain.
(sumber: eramuslim.com/na-str/almjtm)

Sejarah Palestine

Isu palestin adalah isu umat, bukan sekadar isu bangsa atau negara. Malangnya, isu ini sekejap timbul sekejap tenggelam. Seolah-olah melambangkan keadaan umat yang sedang terumbang-ambing.

Suatu ketika, isu Palestin menjadi hangat di tanah air kita sebelum ia dilupakan kembali. Media mencanang isu ini hampir setiap hari. Apabila ditanya pendapat orang awam, ramai sekali berkata, “Kita perlu ambil ikhtibar dan bersyukur kerana negara kita aman.”

Saya kurang berpuas hati dengan respon begitu. Saya ingin sekali bertanya kembali, “Apakah mereka sedar isu Palestin kini menjadi petunjuk kegagalan umat yang sangat dahsyat?”

Ia adalah kegagalan kita mempertahankan maru'ah agama. Kegagalan kita bersatu atas dasar ukhuwwah Islamiyyah dan segala macam lagi kegagalan. Pendek kata isu Palestin kini adalah tentang kegagalan kita.

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara” (al-Hujurat:10)

“Seorang mu'min bagi mu'min yang lain ibarat satu bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya.” (Muttafaq alayh)

Lebih penting lagi ia turut melibatkan persoalan iman. Kepedulian terhadap isu Palestin dan keadaan umat Islam di seluruh dunya sebenarnya mencerminkan iman di dalam dada.

“Sesiapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin, maka dia tidak termasuk golongan mereka (iaitu kaum Muslim).” (HR. Thabrani)

“Perumpamaan orang-orang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka adalah laksana satu kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh tubuh akan turut merasakannya.” (HR. Muslim)

“Kamu tidak akan masuk ke dalam syurga sehingga beriman dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai.” (HR. Muslim)

Ringkasan Sejarah Palestin

Permulaan Sejarah

Sejarah Palestin telah bermula sejak zaman nabi Ibrahim Alayhissallaam lagi. Nabi Musa Alayhissallaam dan bani Israel mula mendiami tanah Palestin setelah dikejar oleh Fira'un dan bala tenteranya di Mesir.

Dalam surah al Baqarah, kita boleh membaca kisah Talut dan Jalut yang berlaku selepas kewafatan Nabi Musa. Selepas Talut menawan kembali tanah Palestin daripada kekuasaan Jalut, tampuk pemerintahan Palestin diteruskan oleh nabi Daud Alayhissallaam sebelum diambil alih oleh nabi Sulaiman Alayhissallaam

Selepas itu, tanah Palestin dijajah oleh kerajaan Rom dan bani Israel yang kebanyakan telah kafir diusir. Kemudian, nabi Isa Alayhissallaam diutus. Setelah berlalunya masa, ajaran nabi Isa telah dipesong sebelum dipesongkan lagi oleh St. Paul dan sekutunya sehingga dikenali hari ini sebagai agama Kristian.

Selepas Zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi Wa Sallaam

Selepas kewafatan nabi Muhammad Shallallahu 'alyhi Wa Sallaam pada 632 M, kerajaan Islam semakin berkembang dan tanah Palestin berjaya dibebaskan daripada kerajaan Rom. Namun sekitar 1000 M, tentera Salib telah menawan semula tanah Palestin dan menguasai tanah suci tersebut selama hampir 200 tahun.

Keaadaan kekal sehingga muncul Salahuddin Al Ayyubi. Beliau menyatukan bangsa Arab yang ketika itu berpecah-belah, seterusnya membawa tentera Islam menyerang kembali Palestin. Akhirnya, pada sekitar tahun 1187, ibu negara Palestin berjaya dibebaskan.
Sejak itu Palestin kekal di bawah pemerintahan Islam dengan aman damai. Kerajaan Islam berkembang luas sehinggalah pada era kerajaan Turki Uthmaniyyah yang mula mengalami kejatuhan pada abad ke- 19.

Abad 20

Selepas tercetusnya Perang Dunia Pertama, kerajaan Turki Uthmaniyyah diserang bertubi-tubi oleh pakatan Britain-Perancis-Rusia. Kerajaan Turki Uthmaniyyah mula porak-peranda ditambah lagi masalah dalaman yang semakin meruncing. Pada tahun 1918, Britain menakluki Istanbul yang merupakan pusat pemerintahan kerajaan Turki Uthmaniyyah.

Akhirnya pada tahun 1919 M, Perang Dunia Pertama tamat. Kerajaan Turki Uthmaniyyah kehilangan kawasan-kawasan naungannya, termasuklah tanah Palestin. British dan Perancis mula menjajah tanah-tanah umat Islam lain. Ketika inilah wujudnya negara bangsa apabila sempadan-sempadan negara diwujudkan memisahkan sempadan agama.

Pada tahun 1922 M, sebuah satu persidangan diadakan dan telah membuat beberapa tuntutan antaranya sistem khalifah ditamatkan, khalifah mestilah dibuang negeri, harta khalifah dirampas, dan kerajaan Turki baru akan ditubuhkan atas dasar sekular. Pada 3 Marc 1924M, sistem khalifah ditamatkan secara rasmi.

Pada tahun 1948M, Britain berundur dari Palestin akibat kerugian yang besar dalam Perang Dunia Kedua. Dalam Perang ini, Pemerintah Jerman ketika itu, Adolf Hitler melaksanakan dasar penghapusan etnik yang mengakibatkan ramai Yahudi Eropah terbunuh.

Amerika Serikat telah memainkan peranan penting dalam penubuhan negara haram Israel. Pada 16 Mei 1948M, kerajaan sementara Israel ditubuhkan di Palestin dengan sokongan PBB. Presiden Amerika ketika itu, Harry Truman menyokong sepenuhnya penubuhan Israel, maka wujudlah penempatan Israel di tanah Palestin sehingga kini.

Ketika itu, semakin ramai Yahudi berpindah ke Amerika kerana dasar luar negara itu yang membuka pintu kepada mereka. Yahudi di Amerika diterima dengan tangan terbuka, bantuan dan pekerjaan diberikan kepada mereka atas dasar belas kasihan. Dari situlah, Yahudi di Amerika berkembang sehingga menguasai ekonomi dan pentadbiran Amerika sekarang.

Palestin Sekarang

Hari ini Israel begitu merajalela membunuh umat Islam di Palestin dalam usaha untuk meluaskan sempadan negara harramnya. Keadaan bertambah buruk apabila umat Islam lain hanya mampu melihat tanpa dapat berbuat apa-apa melainkan sedikit.

Selepas kerajaan Khalifah Islam ditumbang musuh, tiada lagi kerajaan yang benar-benar berupaya menyokong Palestin. Negara-negara Islam lain terus tunduk dan akur dengan kekuasaan Israel yang didokong Amerika dan sekutunya.

Situasi di Palestin telah mencapai tahap kritikal terutamanya di Semenanjung Gaza. Mereka terkurung dalam penjara besar yang dikelilingi tembok-tembok raksasa. Segala-galanya disekat. Keadaan yang sukar digambar dengan kata-kata. Baca dan tengoklah sendiri keadaan mereka.

Tanggungjawab Kita

Saya ingin kita berfikir bersama-sama tentang peranan kita. Adakah cukup kita hanya bersimpati kepada saudara kita di Palestin? Sungguh, ia langsung tidak membantu.

Siapa dan bagaimana pun keadaan kita, sebagai seorang Islam kita perlu berbuat sesuatu. Ini tanggungjawab kita. Mungkin kita boleh bersikap lepas tangan sekarang, tetapi bagaimana keadaannya ketika saudara kita di Palestin membuat tuntutan di akhirat kelak? Adakah alasan-alasan kita sekarang diterima ketika itu?

Apa yang penting adalah kesedaran. Dengan kesedaran itu akan wujud dorongan untuk berbuat sesuatu. Tunaikan tanggungjawab kita semampu mungkin dengan sekurang-kurangnya:

1. Mendoakan kemenangan dan kesejahteraan umat Islam.
2. Memboikot produk keluaran musuh-musuh Islam.
3. Menyumbang masa, harta dan tenaga kepada umat Islam.
4. Berusaha mendalami Islam supaya tidak tertipu dengan tipu-daya musuh-musuh Islam.
5. Berusaha bersatu dan mengelakkan perpecahan dalam masyarakat Islam.
6. Mengambil cakna isu-isu yang melanda umat Islam.

Sebenarnya masih banyak cara lagi. Tepuk dada tanyalah iman. Pasti akan berjumpa jawapannya.

Wallahua’lam

Selasa, 25 Januari 2011

Pentas Kebodohan Sepanjang Zaman

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Subhanahu wa ta'ala, dan aku bersaksi bahawa Muhammad shollallahu 'alayhi wa sallam adalah utusan Allah...

*Model kebodohan Bani Isroil
Ketika Nabi Musa 'Aluhissallam tengah mengadakan perjalanan untuk mendafatkan perintah Allah, Samiri, seorang pintar yang sesat dari Bani Israil, membuat patung anak sapi yang bisa bersuara. Patung itu kemudian diperknalkan sebagai tuhan kepada Nabi Musa. ia berkata:'' Ini adalah tuhan kamu dan tuhan bagi Musa, tetepi Musa telah lupa!''(Thoha ayat 88). Kemudian Bani Israil itu menyembahnya dan melupakan ajaran Nabi Musa. Tika Nabi Musa kembali dari perjalanannya, murkalah beliau kepada kaumnya yang bodoh itu.
Kebodohan Bni Israil saat itu ada dua macam, kebodohan aqidah dan kebodohan ilmu pengetahuan. Nabi Musa telah mengajarkan kepada mereka konsep Tauhid, teteapi mereka tidak memahami dan menyimpangkannya.
Mhu saja mereka menerima ajaran Samiri yang menyatakan bahawa ada tuhan lain yang Musa lupa mengajarkannya. ini kebodohan aqidah mereka.
Bani Israil sangat terkagum-kagum melihat patung sapi buatan Samiri dan menganggapnya sesuatu yang hebat. Padahal suara yang terdengar dari patung itu terjadi akibat aliran angin yang masuk dalam struktur patung tersebut. Mereka tidak mamfu menganalisis hal tersebut. Ini kebodohan ilmu pengetahuan mereka.

*Kebodohan pada zaman Rosulullah shollallahu 'alayhi wasallam
Kebodohan ilmu pengetahuan yang mengancam rosaknya aqidah terjadi pula pada beberapa sahabat Rosululah Shollallahu 'alayhi Wassalam. Suatu saat terjadi gerhana matahari yang tampak dari wilayah jazirah Arabia. Diantara sahabat Rosulullah kemudian ada yang berkomentar bahawa kejadian gerhana itu akibst dari wafatnya putra Rosulullah yang bernama Ibrahim.
''Alam bersedih atas berpulangnya putera lelaki satu-satunya dari Nabi Muhammad'', katanya.
Mendengar pemahaman seperti itu Baginda Rosululah Shollallahu 'alayhi Wasssalam bersabda:''Sesungguhnya gerhana matahari itu adalah sebahagian tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah di mukabumi. Gerhana bukan lantaran kelahiran atau kematian seseorang. Oleh kerana itu apabila terjadi gerhana maka Shalatlah hingga gerhana itu selesai.'' (diriwayatkan Bukhori dan Muslim)

*Substansi Kebodohan
Sesungguhnya adalah terletak pada sikap penolakan kepada hidayah dan hukum-hakam Allah yang diturunkan melalui syari'at para Nabi-NabiNya. Kebodohan pada ilmu pengetahuan sebenarnya tidaklah seberbahaya kebodohan dalam aqidah yang didasari penolakkan terhadap keEsa an Allah Subhanahu wa ta'ala.
Pengetahuan yang terbatas  dapat berkembang secara perlahan lahan dalam kehidupan peradaban manusia. Tetapi aqidah yang sesat akan menjadi sumber kerosakkan tatanan sosial kemasyarakatan dimuka bumi ini. Bahkan Al-Qur'an sendiri menunjukkan  bahawa kaum-kaum yang dimurkai itu kebanyakan justeru memiliki keunggulan aqal dan peradaban pada zamannya. Ada kaum 'Ad yang mamfu membuat gedung pencakar langit, kaum Tsamud yang membuat gedung didinding bukit cadas, atau fir'aun yang membangun piramid. Tetapi mereka disebut kaum bodoh kerana menolak hidayah dan hukum Allah, serta cenderung menururti hawa nafsu. Dari sini tampak bahawa Terminologi kebodohan yang digunakan Al-qur'an mengarah pada ketiedaannya kwalitas pemahaman haqiqi yang lebih luas dan mendalam.
Sebaliknya AlQur'an menjelaskan substansi Ma'rifat sebagai hidupnya bukan sekedar ada pengetahuan, pemahaman, penghayatan , serta kesadaran yang mendalam dan menyeluruh terhadap segala haqiqat kehidupan serta haqiqat Sang Pencipta. termasuk Implementasi yang konsisten terhadap segala konsekuensinya. itulah sebabnya risalah para rosul sepanjang zaman adalah da'wah, yaitu tarbiyah dan jihad  untuk melakukan transformasi dari jahalah menuju ma'rifah.=''dari kegelapan menuju cahaya''(AlBaqorroh:257)

*Jahiliyyah Modern
Kebodohan diera moden ini mempunyai banyak wajah dan aksesori, sampai-sampai dimensi kebathilanya menjadi samar bahkan tidak bisa dibezakan lagi dengan al-haq. Berjangkitnya faham-faham Agnotisme(sikap tidak peduli terhadap agama),sekularisme(sikap memisahkan urusan agama dan kehidupan duniawi), materialisme(sikap menilai segala sesuatu berdasarkan analisa kebendaan), hedonisme( sikap mengagungkan kesenangan duniawi dan menjadikannya tujuan hidup), pragmatis-opurtunis(serba gampang-seba cari kesempatan), liberalisme(menafsirkan agama berdasarkan hawa nafsu) dan Taqlid(sikap tidak menyukai danmencurigai perubahan-peribahan pemahaman dalam agama).

Ada banyak fenomena yang terkait dalam merajalelanya isme-isme tersebut didalam tubuh umat Islam. yang saling bertautan dalam mempengaruhi jalan pemikiran dan sikap hidup seseorang.Ada seorang 'Intelektual'' yang sangat luarbiasa menguasai bidangilmu pengetahauan dan teknologi tetepi tidak bisa membaca AlQur'an sepatahkatapun. ia buta pula terhadap perkara hallal harram dalam Islam.baginya ketenaran ilmiah dan sedikit kesenangan harta duniawi sudah cukup. Dari sisi interaksi terhadap ajaran Islam, kondisi kaum Muslimin sangat menyedihkan. Khurafat dan takhyul masih lekat di zaman modn ini akaibat sikap taqlidisme.

Kebodohan dan pengultusan dalam masyarakat moden ini jauh lebih kompleks kerana sosok-sosok yang ''dipertuhankan'' begitu banyak jenisnya dan sering secara tidak sadar dilakukan. Tokoh-tokoh dalam bidang sosial, ekonomi, poitik kadang berpengaruh dalam pemikiran kaum muslimin sehingga membuat mereka tidak memberi tempat bagi nilai=nilai Wahyu Ilahi. Isme-isme diyaqini dan diperjuangkan sebagaimana seharusnya mereka memperjuangkan agama dalam kehidupan. Akibatnya gagasan tentang kebangkitan Islam menjadi bebitu asing.
Arah kebangkitan Islampun menjadi sangat bias dan beragam, bahkan bisa saling menegasi satusamalain. Ada yang menyatakan kebangkitan Islam itu tidak lagi Relavan dengan zaman , ada yang menyatakan kebangkitan bererti menguasai Ekonomi, ada yang menyatakan wajib dihancurkannya negara-negara nasional, bahkan ada yang tidak peduli samasekali terhadap kebangkitan itu. Semuanya itu menjadi pekerjaan besar bagi para aktivis da'wah Islam. Wallahu a'lam

Senin, 24 Januari 2011

Pintar tapi Bodoh

Bismillahirrohmaanirohiim...

Asy-syhadlu alla ilaha illallah Wa Asy-syadlu anna Muhammadarrosulullah..

Imam Syafe'i pernah berpesan kepada murid-muridnya agar setiap orang berilmu dulu sebelum beramal. Sebab melakukan suatu perbuatan tanfa dilandasi ilmu, selain berpeluang terjadinya pelanggaran syari'at juga dapat menimbulkan kemudlorotan yang berakibat fatal.
Sebuah hadits Baginda tentang Tayammum dapat menjadi contoh betapa berbahayanya berbuat dan berfatwa tanfa dilandasi ilmu yang benar. Dalam hadits itu salah seorang sahabat Nabi yang bernama Jabir Radliyyallahu 'anhu mengisahkan;

''Kami sedang dalam berpergian lalu seorang dari kami terkena batu sehingga melukai kepalanya. Kemudian ia bermimfi [mengeluarkan air mani] lalu bertanya kepada teman-temannya,'Apakah menurut kamu aku mendafat Rukhshah/dispensasi untuk bertayammum? Mereka menjawab,'menurut kami, kamu tidak mendafat rukhshah tersebut kerana kamu masih mamfu menggunakan air. Maka mandilah ia lalu meninggal dunia. Tat kala kami datang kepada Rasulullah shallallahu 'alayhi wassallam,hal tersebut kami khabarkan kepadanya. Maka beliau bersabda;''Mereka telah membunuhnya, semoga Allah mengutuk mereka. Mengapa mereka tidak bertanya padahal mereka tidak mengerti? Sesungguhnya obat kebodohan itu adalah bertanya. Sesungguhnya cukup baginya (orang yang sedang sakit itu) bertayammum.'' [Riwayat Abu Dawwud ad-Daraquthi]

Kita mendafati pelajaran dari hadits tersebut, bahawa sikap sok tahu (tidak tahu tafi berlagak tahu) berakibat fatal, yaqni hlangnya nyawa seorang manusia. Tapi ketahuilah, ada fenomena kebodohan yang lebih fatal akibatnya dari kasus tersebut, yaqni al-kufr (kekafiran).
Kata al-kufr mempunyai bentuk kata kerja kafara yang bererti menutupi-serupa dengan kata cover. Orang yang kafir sebenarnya tahu bahawa Islam adalah ajaran yang benar, tapi kerana mereka menutupi hatinya dari kebenaran itu, maka mereka lebih memilah ajaran yang salah. Orang yang memilah berlaku seperti itu Allah katakan sebagai orang-orang bodoh, sebagaimana firmanNya;

''Apabila dikatakan kepada mereka,''berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman.''Mereka menjawab,''Akan berimankah kami sebagaimana oranng-orang yang bodoh itu telah beriman? ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh tetapi mereka tidak tahu''. (Al-Baqorroh;13)

Dimasa lalu, manusia paradoks seperti itu diwakili oleh sosok Abu Jahl (bapak kebodohan). Sebelum Muhammad Shollalllahu 'alayi Wa Sallammendafat amannah sebagai rasulullah, orang yang memiliki nama asli 'Amr bin Hisyam ini dikenal sebagai tokoh masyarakat Makkah yang berilmu tinggi, khususnya dibidang hukum. Itu sebabnya 'Amr bin Hisyam mendafat gelar Abu Hakam (Bapak Hukum dan Bapak Kebijaksanaan).
Namun, ketika ajaran Islam sampai kepdanya,'Amr menjadi salah seorang tokoh utama yang menolak kebenaran Al-Islam. dia lebih memilih memprtahankan sesuatu yang buruk yaqni kesyirikan, dan menolak sesuatu yang baik yaqni ajaran Tauhid yang dikandung dalam islam. ia lebih suka masuk Neraka daripada masuk Syurga. Itulah Kebodohannya.

Sayangnya tidak cuma 'Amr bin Hisyam yang terjangkiti penyakit ''Pintar Tapi Bodoh'' itu. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai orang-orang yang jua jerjangkiti penyakit paradoksal tersebut. Sehingga, meskipun 'Amr bin Hisyam sudah lama mati, tapi masih ada jutaan ''Abu Jahl'' lainnya yang berkeliaran bebasdimuka bumi Allah. Dan repotnya lagi, para ''Abu Jahl'' masa kini itu sebahagian beragama Islam. Gelarnya mungkin Kiyai' haji, tetapi lisannya seperti Dajjal. Bagaimana caranya agar kita tidak tertipu Abu Jahl modern berlisan Dajjal itu?
Berantas kebodohan. Bacalah Al-Qur'an dan Al-Hadits, lalu bukalah hati kita untuk menerima hidayah Allah. Wallahu a'lamu bish-showab...