Selasa, 25 Januari 2011

Pentas Kebodohan Sepanjang Zaman

Bismillahirrohmaanirrohiim..

Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Subhanahu wa ta'ala, dan aku bersaksi bahawa Muhammad shollallahu 'alayhi wa sallam adalah utusan Allah...

*Model kebodohan Bani Isroil
Ketika Nabi Musa 'Aluhissallam tengah mengadakan perjalanan untuk mendafatkan perintah Allah, Samiri, seorang pintar yang sesat dari Bani Israil, membuat patung anak sapi yang bisa bersuara. Patung itu kemudian diperknalkan sebagai tuhan kepada Nabi Musa. ia berkata:'' Ini adalah tuhan kamu dan tuhan bagi Musa, tetepi Musa telah lupa!''(Thoha ayat 88). Kemudian Bani Israil itu menyembahnya dan melupakan ajaran Nabi Musa. Tika Nabi Musa kembali dari perjalanannya, murkalah beliau kepada kaumnya yang bodoh itu.
Kebodohan Bni Israil saat itu ada dua macam, kebodohan aqidah dan kebodohan ilmu pengetahuan. Nabi Musa telah mengajarkan kepada mereka konsep Tauhid, teteapi mereka tidak memahami dan menyimpangkannya.
Mhu saja mereka menerima ajaran Samiri yang menyatakan bahawa ada tuhan lain yang Musa lupa mengajarkannya. ini kebodohan aqidah mereka.
Bani Israil sangat terkagum-kagum melihat patung sapi buatan Samiri dan menganggapnya sesuatu yang hebat. Padahal suara yang terdengar dari patung itu terjadi akibat aliran angin yang masuk dalam struktur patung tersebut. Mereka tidak mamfu menganalisis hal tersebut. Ini kebodohan ilmu pengetahuan mereka.

*Kebodohan pada zaman Rosulullah shollallahu 'alayhi wasallam
Kebodohan ilmu pengetahuan yang mengancam rosaknya aqidah terjadi pula pada beberapa sahabat Rosululah Shollallahu 'alayhi Wassalam. Suatu saat terjadi gerhana matahari yang tampak dari wilayah jazirah Arabia. Diantara sahabat Rosulullah kemudian ada yang berkomentar bahawa kejadian gerhana itu akibst dari wafatnya putra Rosulullah yang bernama Ibrahim.
''Alam bersedih atas berpulangnya putera lelaki satu-satunya dari Nabi Muhammad'', katanya.
Mendengar pemahaman seperti itu Baginda Rosululah Shollallahu 'alayhi Wasssalam bersabda:''Sesungguhnya gerhana matahari itu adalah sebahagian tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah di mukabumi. Gerhana bukan lantaran kelahiran atau kematian seseorang. Oleh kerana itu apabila terjadi gerhana maka Shalatlah hingga gerhana itu selesai.'' (diriwayatkan Bukhori dan Muslim)

*Substansi Kebodohan
Sesungguhnya adalah terletak pada sikap penolakan kepada hidayah dan hukum-hakam Allah yang diturunkan melalui syari'at para Nabi-NabiNya. Kebodohan pada ilmu pengetahuan sebenarnya tidaklah seberbahaya kebodohan dalam aqidah yang didasari penolakkan terhadap keEsa an Allah Subhanahu wa ta'ala.
Pengetahuan yang terbatas  dapat berkembang secara perlahan lahan dalam kehidupan peradaban manusia. Tetapi aqidah yang sesat akan menjadi sumber kerosakkan tatanan sosial kemasyarakatan dimuka bumi ini. Bahkan Al-Qur'an sendiri menunjukkan  bahawa kaum-kaum yang dimurkai itu kebanyakan justeru memiliki keunggulan aqal dan peradaban pada zamannya. Ada kaum 'Ad yang mamfu membuat gedung pencakar langit, kaum Tsamud yang membuat gedung didinding bukit cadas, atau fir'aun yang membangun piramid. Tetapi mereka disebut kaum bodoh kerana menolak hidayah dan hukum Allah, serta cenderung menururti hawa nafsu. Dari sini tampak bahawa Terminologi kebodohan yang digunakan Al-qur'an mengarah pada ketiedaannya kwalitas pemahaman haqiqi yang lebih luas dan mendalam.
Sebaliknya AlQur'an menjelaskan substansi Ma'rifat sebagai hidupnya bukan sekedar ada pengetahuan, pemahaman, penghayatan , serta kesadaran yang mendalam dan menyeluruh terhadap segala haqiqat kehidupan serta haqiqat Sang Pencipta. termasuk Implementasi yang konsisten terhadap segala konsekuensinya. itulah sebabnya risalah para rosul sepanjang zaman adalah da'wah, yaitu tarbiyah dan jihad  untuk melakukan transformasi dari jahalah menuju ma'rifah.=''dari kegelapan menuju cahaya''(AlBaqorroh:257)

*Jahiliyyah Modern
Kebodohan diera moden ini mempunyai banyak wajah dan aksesori, sampai-sampai dimensi kebathilanya menjadi samar bahkan tidak bisa dibezakan lagi dengan al-haq. Berjangkitnya faham-faham Agnotisme(sikap tidak peduli terhadap agama),sekularisme(sikap memisahkan urusan agama dan kehidupan duniawi), materialisme(sikap menilai segala sesuatu berdasarkan analisa kebendaan), hedonisme( sikap mengagungkan kesenangan duniawi dan menjadikannya tujuan hidup), pragmatis-opurtunis(serba gampang-seba cari kesempatan), liberalisme(menafsirkan agama berdasarkan hawa nafsu) dan Taqlid(sikap tidak menyukai danmencurigai perubahan-peribahan pemahaman dalam agama).

Ada banyak fenomena yang terkait dalam merajalelanya isme-isme tersebut didalam tubuh umat Islam. yang saling bertautan dalam mempengaruhi jalan pemikiran dan sikap hidup seseorang.Ada seorang 'Intelektual'' yang sangat luarbiasa menguasai bidangilmu pengetahauan dan teknologi tetepi tidak bisa membaca AlQur'an sepatahkatapun. ia buta pula terhadap perkara hallal harram dalam Islam.baginya ketenaran ilmiah dan sedikit kesenangan harta duniawi sudah cukup. Dari sisi interaksi terhadap ajaran Islam, kondisi kaum Muslimin sangat menyedihkan. Khurafat dan takhyul masih lekat di zaman modn ini akaibat sikap taqlidisme.

Kebodohan dan pengultusan dalam masyarakat moden ini jauh lebih kompleks kerana sosok-sosok yang ''dipertuhankan'' begitu banyak jenisnya dan sering secara tidak sadar dilakukan. Tokoh-tokoh dalam bidang sosial, ekonomi, poitik kadang berpengaruh dalam pemikiran kaum muslimin sehingga membuat mereka tidak memberi tempat bagi nilai=nilai Wahyu Ilahi. Isme-isme diyaqini dan diperjuangkan sebagaimana seharusnya mereka memperjuangkan agama dalam kehidupan. Akibatnya gagasan tentang kebangkitan Islam menjadi bebitu asing.
Arah kebangkitan Islampun menjadi sangat bias dan beragam, bahkan bisa saling menegasi satusamalain. Ada yang menyatakan kebangkitan Islam itu tidak lagi Relavan dengan zaman , ada yang menyatakan kebangkitan bererti menguasai Ekonomi, ada yang menyatakan wajib dihancurkannya negara-negara nasional, bahkan ada yang tidak peduli samasekali terhadap kebangkitan itu. Semuanya itu menjadi pekerjaan besar bagi para aktivis da'wah Islam. Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar